1.
Pengertian
Komunikasi Bisnis
Kegiatan komunikasi dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, baik media konvensional
maupun elektronik. Sebagai contoh media elektronik seperti telepon, internet, email,
dll.
Menurut Himstreet dan Baty dalam Businness communication: Principles and Methods,
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan. Sementara itu menurut Bovee, komunikasi adalah
suatu proses pengiriman pesan. Pada umumnya komunikasi melibatkan dua orang
atau lebih, dan proses pemindahan pesannya dapat dilakukan dengan menggunakan
cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan,
maupun sinyal-sinyal nonverbal.
Komunikasi terbagi kepada tiga bentuk,
yaitu:
- Komunikasi antar pribadi
Komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih mudah dipahami
lebih fleksibel dan informal.
- Komunikasi lintas budaya
Komunikasi
lintas budaya adalah bentuk komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih yang
masing-masing memiliki budaya yang berbeda karena perbedaan geografis tempat
tinggal.
- Komunikasi bisnis
Komunikasi
bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup
berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi
nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Berikut
adalah perbedaan antara komunikasi antar pribadi dengan komunikasi bisnis:
Uraian
|
Komunikasi
Antarpribadi
|
Komunikasi
Bisnis
|
Orientasi/tujuan
|
Kepentingan
pribadi
|
Kepentingan
bisnis
|
Pokok
bahasan
|
Masalah
pribadi
|
Masalah
bisnis
|
Bahasa
yang digunakan
|
Informal,bahasa
campuran
|
Formal,baku
|
Format
penulisan
|
Tidak
standart,fleksibel
|
Standart
|
Gaya
penulisan
|
Tidak
standart
|
Standart
|
Kertas
surat yang digunakan
|
Tanpa
kop surat
|
Dengan
kop surat
|
Stempel/cap
|
Tanpa
stempel
|
Dengan
stempel
|
Contoh
|
Surat
keluarga
|
Surat
bisnis
|
2.
Bentuk
Dasar Komnunikasi
Pada dasarnya ada dua bentuk dasar
komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal.
1) Komunikasi
verbal
Merupakan
salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada
pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Contoh, membuat
dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain. Komunikasi
verbal yang digunakan dalam dunia bisnis yaitu dengan cara berbicara dan
menulis, mendengar dan membaca.
2) Komunikasi
Nonverbal
Merupakan
bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis, misalnya
mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berfikir keras. Keunggulan komunikasi
nonverbal adalah kesahihannya ( reliabilitas ). Dengan memperhatikan isyarat
nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran
orang lain. Komunikasi nonverbal juga penting artinya bagi pengirin dan
penerima pesan, karena sifatnya yang efisien.
Menurut
Thil and Bovve dalam Excellencein Businesss Communication,
komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
a) Memberikan
informasi
b) Mengatur
alur suatu percakapan
c) Mengekspresikan
emosi
d) Memberi
sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
e) Mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain.
f) Mempermudah
tugas-tugas khusus, misalnya memberi contoh cara mengayunkan tongkat golf yang
baik dan benar.
Komunikasi
nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan
seseorang. Seorang manajer (pimpinan) dalam suatu organisasi bisnis juga harus
dapat menjadi seorang komunikator yang baik. Ia harus tahu bagaimana
menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada para bawahannya, kapan suatu pesan-pesan
bisnis itu harus disampaikan, dan kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus
disampaikan. Salah satu bentuk komunikasi yang yang baik dengan bawahan adalah
mendengarkan dengan baik apa permasalahannya dan selanjutnya mencari solusi.
3.
Proses
Komunikasi
Menurut
Bovve dan Thil dalam buku business
communication Today, be, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu :
a) Pengirim
mempunyai suatu ide gagasan
Artinya,
sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang harus disampaikan kepada pihak lain atau
audiens.
b) Pengirim
mengubah ide menjadi suatu pesan.
Agar
ide dapat diterima dan dimengerti, ide yang berbentuk abstrak harus diubah
kedalam bentuk pesan-pesan, dan pengirirm pesan harus memperhatikan beberapa
hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya
personal, dan latar belakang budaya.
c) Pengirim
menyampaikan pesan
Setelah
mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah memindahkan atau
menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada si penerima pesan.
d) Penerima
menerima pesan
Komunikasi
antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim (komunikator) menerima pesan tersebut.
e) Penerima
menafsirkan pesan
Suatu
pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami
isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
f) Penerima
memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
Umpan
balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi.
Umpan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai evektifitas suatu pesan.
4. Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi
Beberapa
faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan dapat
dikelompokkan kedalam empat masalah utama, antara lain:
1) Masalah
dalam mengembangkan pesan
Masalah
dalam mengembangkan pesan yaitu:
·
Keraguan isi pesan
·
Asing dengan situasi yang ada
·
Pertentangan emosi
·
Sulit mengekspresikan ide/gagasan.
2) Masalah
dalam menyampaikan pesan
Masalah
dalam menyampaikan pesan yang paling jelas terkait dengan sarana fisik untuk
berkomunikasi.
3) Masalah
dalam menerima pesan
Masalah-masalah
dalam penerimaan pesan yaitu :
·
Adanya persaingan antara penglihatan dan
suara
·
Kursi yang tidak nyaman
·
Lampu kurang terang
·
Kondisi lain yang mengganggu konsentrasi
audiens.
4) Masalah
dalam menafsirkan pesan
Perbedaan
latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional dapat
menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pemberi dan penerima pesan.
5.
Bagaimana
memperbaiki komunikasi
Syarat
komunikasi efektif memerlukan beberapa hal:
Ø Persepsi
Ø Ketepatan
Ø Kredibilitas
Ø Pengendalian
Ø Keharmonisan
Komunikasi
yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dalam komunikasi
dengan memprhatikan tiga hal sebagai berikut:
- Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati
- Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
- Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan.
Bab
II
Komunikasi
Antarpribadi
- Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal
communications) adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang
lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan
menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal)
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ada empat hal penting yang perlu
diperhatikan antara lain:
1) Komunikasi
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2) Menggunakan
media tertentu, misalnya telepon, telepon seluler, atau bertatap muka
(face-to-face).
3) Bahasa
yang digunakan bersifat informal ( tidak baku ), dapat menggunakan bahasa
daerah, bahasa pergaulan, atau bahasa campuran.
4) Tujuan
yang ingin dicapai dapat bersifat personal (pribadi) bila komunikasi terjadi
dalam suatu masyarat, dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi
terjadi dalam suatu organisasi.
- Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Beberapa
tujuan komunikasi antarpribadi antara lain :
Ø Menyampaikan
informasi
Ø Berbagi
pengalaman
Ø Menumbuhkan
simpati
Ø Melakukan
kerja sama
Ø Menceritakan
kekecewaan atau kekesalan
Ø Menumbuhkan
motivasi.
- Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan ( leadership style) adalah suatu cara bagaimana mempengaruhi,
mengarahkan, memotivasi dan mengendalikan bawahan dalam menyelesaikan tugas
atau pekerjaannya. Salah satu teori yang mampu memberikan gambaran gaya
kepemimpinan seseorang adalah teori X (diasumsikan cenderung negatif dan gaya
kepemimpinan yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan
petunjuk) dan Y (cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah
gaya kepemimpinan partisipatif) yang dikemukakan oleh Douglas McGregor. Berikut adalah berbagai asumsi yang mendasari
teori X dan Y adalah :
Teori X
|
Teori Y
|
Ø Karyawan
cenderung tidak suka (malas) bekerja, kalau mungkin menghindarinya.
|
Ø Karyawan
suka bekerja
|
Ø Karyawan
selalu ingin diarahkan
|
Ø Karyawan
yang memiliki komitmen pada tujuan organisasi akan dapat mengarahkan tujuan
organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri.
|
Ø Manajer
harus selalu mengawasi kerja
|
Ø Karyawan
belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja.
|
Menurut
Ludlow dan Panton, terdapat empat
gaya kepemimpinan ( Leadarship style) yang dapat diterapkan dalam situasi
dan kondisi yang berbeda,antara lain :
a) Pengarahan
(directing)
b) Pembekalan
(coaching)
c) Dukungan
(Supporting)
d) Pendelegasian
(delegating)
Gaya
kepemimpinan yang telah dipilih dalam suatu situasi dan kondisi tertentu
barangkali tepat diterapkan pada saat itu,tetapi jika situasi dan kondisi telah
berubah ,gaya kepemimpinan yang diterapkan juga dapat berubah. Gaya kepemimpinan
seperti ini adalah gaya kepemimpinan
situasional ( situasional leadership).
Ada tiga kemampuan/keterampilan penting yang perlu diperhatikan dalam
menerapkan kepemimpinan situasional tersebut, antara lain:
a) Keterampilan
analitis (analytical skills),
Merupakan
keterampilan yang harus dimilliki oleh seorang manajer dalam melakukan evaluasi
atau penilaian kinerja bawahan (karyawan) dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
b) Keterampilan
Fleksibilitas
Merupakan
keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan gaya kepemimpinan
dalam situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan hasil analisis yang tepat
pula.
c) Keterampilan
komunikasi (communication skills)
Menurut
Hellriegel dan Slocum,seorang manajer yang dinamis harus memiliki lima kemampuan
yang dikenal sebagai keahlian kepemimpinan inti ( core leadership skills) yaitu
pemberdayaan ( empowerment), intuisi (intuition), pemahaman diri
(self-understanding), visi (vision), dan nilai kesesuaian (value congruence).
Menurut
Lehman, Himstreet, dan baty, kebanyakan para manajer dalam
setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan
berbicara (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai
asosiasi bisnis. Kebiasaan sebagai pendengar yang efektif akan menghasilkan
beberapa hal positif,antara lai n:
a) Pendengar
yang baik akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar
manusia untuk didengarkan.
b) Kinerja
/ prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan yang diterima tersebut dapat
dimengerti dengan baik.
c) Umpan
balik (feedback) yang akurat dari bawahan (karyawan) akan berdampak positif
pada prestasi kerjanya.
d) Manajer
dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman dalam penyampaian
suatu pesan.
e) Pendengar
yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar gosip.
f) Pendengar
yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak lain, sehingga
hal ini mendorong berkembangnya kreativitas.